Pengalaman Pribadi tentang Ketidakpercayaan Diri
Tiga tahun yang lalu saya mengalami pristiwa yang membuat saya sangat malu sekali. Pada waktu itu di rumah saudara teman saya ada acara syukuran (selamatan rumah dan syukuran anaknya yang sudah mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak).
Acara syukuran yang dihadiri oleh banyak orang tersebut (laki-laki dan wanita), tanpa diberi tahu terlebih dahulu saya diminta untuk memimpin do’a, betapa terkejutnya saya saat itu, , tiba-tiba badan saya sangat lemes, wajah saya rasanya terbakar setelah tuan rumah mempersilahkan saya untuk memimpin do,a. sejenak saya terdiam untuk menyakinkan apakah ini benar, dengan memandang kekiri dan ke kanan serta dengan kerutan kening yang menandakan ketidaksiapan saya dan saya saat iti berusaha untuk meminta kepada laki-laki untuk menggantikan saya, dengan bahasa isyarat tentunya.
Usaha saya untuk menghindar gagal, dengan sangat terpaksa, dengan rasa ketidakpercayaan diri saya memimpin acara tersebut. Dan dengan terbata-bata saya memulai acara dari mulai baca Surah Al- Fatihah, Surat Yasin dan surat-surat Al-Quran lainnya, sampai do’a tutup.
Saya merasa acara itu sangat tidak hidmat karena dipimpin oleh seorang wanita padahal di sana banyak laki-lakinya juga. Tapi entah mengapa saya yang di tunjuk menjadi memimpin do’anya, jujur saya juga belum pernah memimpin acara syukuran, jadi waktu itu hanya sebisa saya saja.
Saya sangat mengadari ketidaksiapan saya saat itu karena beberapa faktor, diantaranya :
1. Tidak ada persiapan sedikitpun
2. Tidak pernah melaksanakan hal tersebut (memimpin do’a) sebelumnya
3. Tidak PD, tidak yakin bahwa saya bisa.
Mungkin demikian kisah pengalamalan saya, semoga kejadian ini membuat saya semakin rajin untuk belajar.
Tiga tahun yang lalu saya mengalami pristiwa yang membuat saya sangat malu sekali. Pada waktu itu di rumah saudara teman saya ada acara syukuran (selamatan rumah dan syukuran anaknya yang sudah mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak).
Acara syukuran yang dihadiri oleh banyak orang tersebut (laki-laki dan wanita), tanpa diberi tahu terlebih dahulu saya diminta untuk memimpin do’a, betapa terkejutnya saya saat itu, , tiba-tiba badan saya sangat lemes, wajah saya rasanya terbakar setelah tuan rumah mempersilahkan saya untuk memimpin do,a. sejenak saya terdiam untuk menyakinkan apakah ini benar, dengan memandang kekiri dan ke kanan serta dengan kerutan kening yang menandakan ketidaksiapan saya dan saya saat iti berusaha untuk meminta kepada laki-laki untuk menggantikan saya, dengan bahasa isyarat tentunya.
Usaha saya untuk menghindar gagal, dengan sangat terpaksa, dengan rasa ketidakpercayaan diri saya memimpin acara tersebut. Dan dengan terbata-bata saya memulai acara dari mulai baca Surah Al- Fatihah, Surat Yasin dan surat-surat Al-Quran lainnya, sampai do’a tutup.
Saya merasa acara itu sangat tidak hidmat karena dipimpin oleh seorang wanita padahal di sana banyak laki-lakinya juga. Tapi entah mengapa saya yang di tunjuk menjadi memimpin do’anya, jujur saya juga belum pernah memimpin acara syukuran, jadi waktu itu hanya sebisa saya saja.
Saya sangat mengadari ketidaksiapan saya saat itu karena beberapa faktor, diantaranya :
1. Tidak ada persiapan sedikitpun
2. Tidak pernah melaksanakan hal tersebut (memimpin do’a) sebelumnya
3. Tidak PD, tidak yakin bahwa saya bisa.
Mungkin demikian kisah pengalamalan saya, semoga kejadian ini membuat saya semakin rajin untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar